Menata diri dan keuangan setelah pandemi. Pandemi tahun lalu memang menjadi catatan yang tidak akan kulupakan. Ekonomi terpuruk. Sebagian bisnis hancur. Termasuk bisnis yang sedang dijalankan suamiku. Otomatis aku sebagai istri harus mengatur ulang semua keuangan rumah tangga. Terlebih aku tinggal di kota besar. Semua serba beli.
Aku sempat limbung. Beberapa teman pun mengalami hal yang serupa. Bisnis macet, wfh, pemotongan gaji, dirumahkan, dan sebagainya. Beruntung kantor tempat bekerja masih mempekerjakanku sehingga keuangan keluargaku masih aman.
Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Pembayaran gaji mulai melambat. Beberapa kali bahkan dicicil. Hingga saat ini pun gaji bulananku masih dengan sistem yang sama, dicicil.
Menata Keuangan Super Ketat

Sejak gaji melambat tahun lalu, aku pun mulai memasang strategi uang ketat. Apalagi aku pernah dua bulan tidak menerima gaji. Tentu saja hal itu menggoncangkan keuangan keluarga. Ditambah kondisi suami yang tidak mempunyai pekerjaan tetap.
Strategi uang ketat kuberlakukan. Aku benar-benar hidup dalam keadaan minimalis. Semua pengeluaran kubuat seminimal mungkin, kecuali untuk biaya bulanan yang tidak bisa kutolerir, seperti tagihan listrik, air, Wifi, dan keamanan rumah. Hal yang bisa kukurangi adalah tagihan listrik dan air karena tergantung jumlah pemakaian.
Oleh karena itu, pemakaian air dan listrik benar-benar kuperhitungkan. AC tidak pernah kunyalakan. Aku lebih memilih menggunakan kipas angin sebagai pengganti AC. Begitu juga air. Hanya digunakan ketika membutuhkan. Pemakaian air terbanyak paling buat mandi, cuci baju, dan masak. Itu bisa diakali. Sepanjang tidak sering cuci baju. Aku hanya mencuci sehari sekali.
Hasilnya pengeluaran untuk air dan listrik cenderung stabil. Ya, kisarannya masih bisa ditolerir. Kalau iuran rumah dan WIFI memang sudah tidak bisa diotak-atik. Nominalnya cenderung tetap.
Tabungan dari Separuh Gaji

Usai mengetatkan keuangan, yang kulakukan adalah menabung separuh gaji bulanan, ketika sudah menerima. Awalnya berat. Namun, lambat laun aku mulai bisa menabung. Terkadang memang tidak sampai setengah gaji bulanan karena pembayaran dicicil. Minimal aku bisa menabung 30% dari total gaji bulanan.
Kalau mau tahu cara mengelola keuanganku selama ini bisa dibaca di buku Emak Income. Tidak hanya tulisanku yang ada di sana, ada 13 penulis lain yang menulis tentang pengelolaan keuangan rumah tangga,
Ikut Komunitas Perempuan
Sejak bergabung dengan komunitas perempuan, aku mendapatkan suntikan semangat dan optimis bisa melewati krisis pandemi. Terlebih sejak aku menjadi pengurus di komunitas tersebut. Aku sering mendapatkan job dengan nominal lumayan. Hasilnya bisa untuk menambah pemasukan keuangan rumah tangga.
Di komunitas kami memang saling menguatkan. Kami pengurus membina member dan memberdayakan mereka agar bisa mandiri secara finansial, sehat lahir dan batin. Kami sampai membuat program tentang kesehatan mental yang ternyata banyak dialami oleh kaum perempuan.
Langkah yang tidak mudah, menyadarkan para member pentingnya hidup bahagia, mencintai diri sendiri, dan sembuh dari kesehatan mental. Program yang sudah berlangsung dua tahun ini, sangat membantu para member agar bisa hidup damai dan bahagia. Mereka pun bisa merawat inner childnya. Pulih, latih, dan berkembang. Hingga kini pun, kami masih mendampingi teman-teman agar pulih dari kesehatan mental.
Sebentar lagi komunitas akan launching buku Semeleh. Buku lanjutan dari Pulih. Kali ini fokus pada self-love, inner child, dan hope therapy ke depan. Ada jurnal Gratitude juga lho. Siap-siap nabung ya.
Menyebarkan Virus Menulis

Selain bergabung dengan komunitas perempuan, aku juga mempunyai komunitas yang khusus membahas literasi. Nderes Literasi namanya. Aku fokus pada para penulis atau calon penulis yang ingin berkarya baik dalam buku solo maupun antologi. Info tentang kepenulisan ada di grup. Sebisa mungkin aku merawat komunitas yang kubangun. Harapanku kelak mereka menjadi penulis yang berkualitas dan membumi.
Dalam menulis, kuajarkan member-ku agar selalu menulis tentang kebaikan, optimis, dan semangat. Curhatan pribadi kularang dibagikan di media sosial. Setiap mau membagikan sesuatu, kuminta mereka untuk saring sebelum sharing.
Berbagi semangat, optimis, berita kebaikan membuat imun bertambah. Hidup yang sudah pelik, jangan ditambahi dengan hal-hal yang membuat otak berkerut dan pusing. Mari bergembira dengan kehidupan.
O, ya yang mau bergabung dengan Komunitas Nderes Literasi bisa menghubungiku di nomor wa 085820123217. Enggak ada syarat apa pun untuk menjadi anggota Nderes Literasi, Hal terpenting adalah mau menulis dan menyebarkan kebaikan.
Begitulah caraku menata keuangan dan diri setelah pandemi.